Amfetamin

BAHAYA AMFETAMIN

Banyak wanita yang berlomba-lomba menjadi kurus agar terlihat menarik sehingga mereka memilih jalan pintas, yaitu dengan menggunakan produk pelangsing. Padahal produk pelangsing tersebut belum tentu aman. Beberapa produk pelangsing ditemukan mengandung suatu senyawa yang disebut amfetamin. Amfetamin merupakan senyawa yang cukup banyak ditemukan dalam produk-produk pelangsing (penurun berat badan) yang mengklaim produk tersebut bebas dari senyawa berbahaya. Pada mulanya  sekitar tahun 1960-an, amfetamin boleh digunakan secara bebas untuk menurunkan berat badan. Amfetamin menekan nafsu makan, mengontrol berat badan, serta menstimulasi sistem saraf pusat dan sistem kardiovaskular.  Efek-efek tersebut dihasilkan diperantarai dengan meningkatkan konsentrasi sinapsis dari norepinefrin dan dopamine melalui stimulasi pelepasan neurotransmitter atau menghambat pengambilannya. Amfetamin merupakan suatu obat yang dapat mempengaruhi sistem saraf pusat. Oleh karena itu, hal ini berbahaya jika digunakan secara tidak terkendali oleh praktisi kesehatan (dokter atau apoteker).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPQ0ffIwrLXahfdOs4KVmcc5UWEal89bwd4ZcQ4-YW2P56iwLjq41mON_3P9Ixp4n-ZD6d2lR8tmNPK8QzeT5_9tfZEpLh2eg-F1urnmlja8fXQyDgdUCUoCcM6Sx7rUmIHB0HmHf-xFfa/s200/amfetamin.jpg
Sejak lama amfetamin sudah digunakan untuk mengatasi penyakit yang berhubungan dengan kejiwaan. Dikombinasi dengan obat lain, amfetamin digunakan secara luas untuk mengatasi kelainan jiwa, mengatasi narkolepsi, depresi, serta penyakit lainnya yang berkaitan dengan rasa kantuk, rasa letih, apatis, dan Parkinson.
Dewasa ini, karena disebabkan oleh efek sampingnya yang berbahaya (gangguan psikis, peningkatan tekanan darah, dan lain-lain) dan yang terpenting, meningkatkan resiko ketergantungan, amfetamin jarang digunakan.
Let’s find out what amphetamine is!
Senyawa ini memiliki nama kimia α–methylphenethylamine merupakan suatu senyawa yang telah digunakan secara terapetik untuk mengatasi obesitas, attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD), dan narkolepsi. Amfetamin meningkatkan pelepasan katekolamin yang mengakibatkan jumlah neurotransmiter golongan monoamine (dopamin, norepinefrin, dan serotonin) dari saraf pra-sinapsis meningkat. Amfetamin memiliki banyak efek stimulan diantaranya meningkatkan aktivitas dan gairah hidup, menurunkan rasa lelah, meningkatkan mood, meningkatkan konsentrasi, menekan nafsu makan, dan menurunkan keinginan untuk tidur.  Akan tetapi, dalam keadaan overdosis, efek-efek tersebut menjadi berlebihan. For example, communication turns into gabbing, and pathological circumstantial speech, etc. Secara klinis, efek amfetamin sangat  mirip dengan kokain, tetapi amfetamin memiliki waktu paruh lebih panjang dibandingkan dengan kokain (waktu paruh amfetamin 10 – 15 jam) dan durasi yang memberikan efek  euforianya 4 – 8 kali lebih lama dibandingkan kokain.
When you stop taking these drugs, your demand for food and sleep appear again. Hal ini disebabkan oleh stimulator-stimulator tersebut mengaktivasi “reserve powers” yang ada di dalam tubuh manusia dan ketika efek yang ditimbulkan oleh amfetamin melemah, tubuh memberikan “signal” bahwa tubuh membutuhkan senyawa-senyawa itu lagi.  Berdasarkan ICD-10 (The International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems), kelainan mental dan tingkah laku yang disebabkan oleh amfetamin diklasifikasikan ke dalam golongan F15. Amfetamin menyebabkan ketergantungan psikologis.
Efek jangka pendek dari amfetamin:
  • Meningkatkan suhu tubuh
  • Kerusakan sistem kardiovaskular
  • Paranoia
  • Meningkatkan denyut jantung
  • Meningkatkan tekanan darah
  • Menjadi hiperaktif
  • Mengurangi rasa kantuk
  • Menurunkan nafsu makan
  • Euforia
  • Mulut kering
  • Dilatasi pupil
  • Mual
  • Sakit kepala
  • Perubahan perilaku seksual
  • Tremor
Penyalahgunaan amfetamin dalam kurun waktu yang cukup lama atau dengan dosis yang tinggi dapat mengakibatkan timbul banyak masalah diantaranya:
  • Psychosis (pikiran menjadi tidak nyata, jauh dari realitas)
  • Kelainan psikologis dan tingkah laku
  • Pusing-pusing
  • Perubahan mood atau mental
  • Kesulitan bernapas
  • Kekurangan nutrisi
  • Gangguan jiwa
Efek pada sistem saraf pusat: dalam keadaan keracunan akut, pengguna amfetamin pada umumnya merasakan euforia, keresahan, agitasi, dan cemas berlebihan. Kira-kira 5 – 12% pengguna mengalami halusinasi, keinginan untuk bunuh diri, dan kebingungan. Sebanyak 3% pengguna amfetamin mengalami kejang-kejang.
Nah, kamu (yang mau kurus pakai cara instan) lebih baik berhati-hati dalam menggunakan obat pelangsing. You better do exercise or choose healthy diet. Sayangi tubuhmu, sayangi dirimu!

sumber: